Membaca Al-Quran adalah ibadah istimewa. Pertemuan pertama dengan jalanterang.com akan ngbrol tentang hal ini.
Wahyu pertama adalah perintah untuk membaca. Tapi aku menemukan sesuatu yang aneh. Aku terlahir dari keluarga muslim. Sehari-hari aku membacanya. Dan menurutku itu adalah sesuatu yang baik. Lalu aku membaca berita bahwa ada orang yang tidak beragama menerima Islam setelah membaca Quran. Berita dan kisah seperti ini tidak sekali dua kali. Ada orang beragama lain juga mengalaminya. Tidak hanya orang yang tidak beragama.
Hei, aku sudah membaca Quran ini berulangkali. Aku tidak menemukan ada membuatku tertarik. Kenapa ada orang yang tidak tahu huruf Arab kemudian menemukan sesuatu yang membuat mereka menerima Islam. Aneh sekali. Apakah mungkin selama ini aku tidak membaca Al-Quran?
Membandingkan Membaca Novel dan Al Quran
Aku pernah membaca buku, di mana dari saat pertama kali membuka bukunya sampai selesai, tidak sekalipun merasa capek. Bahkan tidak tidur sama sekali. Bukunya berjudul “Laskar Pelangi” Yang kedua “Ayat-Ayat Cinta.”
Lalu apa yang membedakan antara membaca Al-Quran dan membaca Novel? Seharusnya membaca Quran lebih nikmat. Tapi kenapa kemudian aku lebih merasa capek membaca Quran walau hanya 10 menit.
Yang pertama adalah karena bahasa. Aku merasa nyaman membaca novel atau cerita karena ceritanya berbahasa Indonesia. Aku tahu siapa tokohnya, bagaimana alur ceritanya, siapa tokoh baik dan jahatnyanya. Semua kata-kata di novel muncul gambarnya di dalam otakku.
Ketika muncul kata “gunung yang tinggi menjulang”, otakku sudah punya gambaran gundukan tanah yang menjulang tinggi. Di puncak gunung terlihat ada awan dan tumbuhan yang ada di sana perdu. Udara di sana terasa dingin. Semua itu muncul otomatis di otak karena aku tahu bahasanya.
Kenapa aku capek membaca Al-Quran? Karena aku tidak tahu apa yang kubaca. Aku baru sekedar melafalkan. Aku belum tahu artinya. Apalagi tahu alur ceritanya, tokoh-tokohnya, dan hikmah di dalamnya.
Apa yang Ingin Kucari?
Yang kedua adalah niatnya. Untuk apa aku membaca. Aku membaca cerita, berita atau informasi untuk mendapatkan manfaat dari apa dibaca. Akhirnya niat ini membuat aku ingin tahu apa isi berita, cerita dan infonya. Dan akhirnya aku mendapatkan manfaat darinya.
Lalu apa niatku membaca Quran? Quran diturunkan untuk dibaca. Dan dari membaca itu diharapkan manusia akan mendapatkan petunjuk.
Maka apakah setiap akan membaca Al-Quran, aku sudah menyengaja niat untuk mencari petunjuk, mencari ilmu, mencari cerita dan hikmah? Maka kalau sudah tidak ada niat mencari petunjuk, maka tidak heran kalau kemudian aku hanya merasakan lelah.
Terlalu Tergesa-Gesa
Yang ketiga membaca terlalu cepat. Adakalanya kalau membaca terlalu cepat, aku tidak mengerti alur ceritanya. Sudah selesai membaca? Sudah. Sudah tahu ceritanya? Enggak. Biasanya kejadian begini kalau ada tugas membaca buku dari halaman sekian sampai sekian. Maka karena ada tugas itu, aku paksakan diri membaca cepat.
Aku merasa membaca Quran juga seperti itu. Kalau hanya karena ada tugas atau target menyelesaikan sekian juz, aku akan membaca cepat. Aku tidak tahu apa isinya. Aku tidak tahu apa hikmahnya.
Tapi bukankah membaca Quran berpahala? Iya. Dan pahalanya besar. Satu huruf satu kebaikan. Tapi kenapa membaca Quran itu memberi pahala besar? Kenapa Allah memberi pahala besar? Karena Allah ingin aku sering sering membaca Al-Quran. Karena Al-Quran adalah petunjuk yang diberikan Allah agar manusia ikut ke jalan yang benar.
Solusi agar Membaca Al-Quran Berpahala dan Bermanfaaat
Sebagai orang yang lahir di Indonesia, Bahasa Arab bukan bahasa ibu. Maka menurutku ada beberapa langkah yang perlu dilakukan.
1. Melatih melafalkan ayat Al-Quran sesuai dengan kaidah tajwid
2. Memahami arti dari ayat Al-Quran baik lewat belajar Bahasa Arabmembaca terjemah Al-Quran dan membaca tafsirnya.
3. Mengamalkan isi ayat Al-Quran.
4. Menghafalkan ayat Al-Quran.
Proses di atas adalah langkah seumur hidup. Hanya saja aku sering merasa puas di langkah nomer 1. Ditambah lagi dengan berbagai kesibukan yang ada, seolah-olah proses di atas sulit ditempuh.
Lalu aku melihat ada banyak orang yang sebelumnya beragama lain memeluk Islam. Bersungguh-sungguh dan mendapatkan hasil dari kesungguhannya dalam memahami Al-Quran.
Wallahu a’lam
#membacaalquran #jalanterang #jalanislam
4 komentar