Agar Sholat Khusyu’ Ada 6 Kondisi Batin yang Harus Diperhatikan

Ketemu lagi dengan jalanterang.com. Kali ini aku akan berbagi tentang sholat khusyu’. Semoga aku dan kamu yang membaca, mendapat manfaat dari tulisan ini

Khusyu’ Artinya Tunduk

Dalam Bahasa Arab khusyu’ berarti tunduk, takluk dan menyerah. Beberapa ulama besar juga memberikan definisi terkait khusyu’. Meski ada sedikit perbedaan di antara definisi tersebut ada sisi yang sama.
Khusyu’ mengandung makna kondisi batin atau hati yang tunduk kepada Allah. Kondisi ini ditunjukkan dengan rendah hati dan tenangnya anggota badan melakukan ibadah.

Khusyu’ ini sangat penting. Karena orang yang bisa beribadah dengan khusyu’ dicatat dalam Al Quran sebagai orang yang beruntung.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman
Sungguh beruntung orang-orang yang beriman. (yaitu) orang yang khusyuk dalam sholatnya,” (QS. Al-Mu’minun 23: Ayat1- 2)

Hanya saja balasan itu seimbang dengan usaha. Karena balasannya besar, itu menandakan melakukanya butuh usaha yang besar, tingkat kesulitannya tinggi.

Bahkan Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa ilmu yang pertama kali diangkat dari bumi adalah ilmu khusyu’. Sungguh ini adalah ujian yang besar.

Ibadah yang Butuh Khusyu’ tidak hanya Sholat

Betul, semua ibadah butuh kondisi khusyu’. Tapi banyak ulama memperhatikan sholat khusyu’ secara khusus. Alasannya? Tidak lain karena sholat yang khusyu’ adalah jalan besar untuk mensucikan hati. Sementara hati yang suci akan mampu menggerakan badan untuk berbuat kebaikan.

Maka sholat yang khusyu’ harus jadi perhatianku. Karena aku ingin menjadi orang yang beruntung.

6 Kondisi Batin agar Sholat Khusyu’ Tercapai

Setelah membaca buku Mensucikan Jiwa atau Tazkiyatun Nafs karya Sa’id Hawwa, disampaikan di dalamnya ada 6 kondisi batin yang menjadi tanda sholat yang khusyu’ sudah tercapai.

1. Hadirnya Hati

Ketika sholat jangan sampai ada kelebatan pikiran tentang hal-hal yang di luar sholat. Maka Nabi SAW mengajarkan agar tidak menahan kentut. Karena dengan menahan kentut, hati dan pikiran kita tidak muncul dalam sholat, tapi selalu tertuju pada kentut.

Juga Nabi SAW menganjurkan jangan sholat ketika hidangan sudah disiapkan. Contoh lain juga menunjukkan Nabi SAW menganjurkan jangan sholat ketika masih mengantuk. Ini untuk mwnghindarkan kita dari kondisi lalai ketika sholat.

Suatu saat ketika akan Sholat Dhuhur, aku sengaja memasak daging. Harapannya, karena ingin daging empuk, apinya kecil saja. Nanti setelah sholat bisa dimatikan. Walhasil, waktu sholat muncul pikiran ‘apinya sudah kukecilkan belum ya? Kalau belum kukecilkan bahaya ini. Bisa gosong. ‘ Lintasan-lintasan pikiran ini mengganggu sholatku.

2. Tafahum

Ketika sholat agar bisa khusyu’, aku juga harus paham apa yang dibaca. Karena bila tidak berarti kemungkinan besar sudah masuk kondisi lalai.

Aku membaca bacaan doa dalam sholat tapi tidak tahu apa yang diminta. Berulang kali aku membaca ‘Aamiin’ tapi tidak paham apa artinya Aamiin. Aku juga tidak tahu apa yang kuminta sehingga membaca Aamin.

Baca juga: Membaca Al-Quran tapi Tidak Membaca

Setelah tahu tentang kondisi tafahum ini, aku mau tidak mau harus belajar paham spa saja yang kubaca ketika sholat.

3. Ta’zhim

Ta’zhim artinya mengagungkan Allah. Dalam sholat sebisa mungkin muncul kondisi batin atau perasaan mengagungkan Allah.

Bayangkan betapa besar kekuasaan Allah. Bagaimana Allah mencurahkan anugerahnya kepadaku. Di sisi lain aku juga merendahkan diri di hadapan Allah. Aku ini hanya makhluk lemah di hadapan Allah. Semua apa yang ada pada diriku ini karena anugerah Allah semata.

4. Haibah

Haibah artinya rasa takut. Karena Allah Yang Maha Agung, Maha Besar dan Maha Segalanya, aku harus takut kalau mendapat hukuman dari Allah karena dosa dan kelalaian. Ingat musibah yang menimpa orang-orang yang bermaksiat. Ingat kisah kisah kaum nabi-nabi terdahulu yang diazab Allah.

5 Roja’

Roja’ artinya harapan. Allah saja yang menguasai langit dan bumi, dunia dan akhirat. Maka sudah sepatutnya aku mengharap balasan hanya kepada Allah. Aku ingin selalu dilimpahi nikmat dan keberkahan Allah. Aku ingin keluargaku menjadi keluarga yang sakinah, dan itu datangnya dari Allah.

6. Haya’

Haya’ artinya malu. Aku ini sangat ingin mendapat nikmat dan kebaikan dari Allah, tapi ibadahku sangat kurang, maka rasa malu muncul. Aku sudah banyak mendapat nikmat tapi justru enggan dalam menyambut panggilan adzan.

Enam hal di atas adalah tanda-tanda munculnya khusyu’ dalam sholat. Aku juga bukan orang yang sudah menguasi ilmu khusyu’. Aku ingin berbagi denganmu tentang ilmu khusyu’ yang kudapatkan baru-baru ini.

Dimulai dari Yang Kecil

Kok sepertinya susah banget ya? Tenang, jangan berharap menguasai ilmu khusyu’ sekaligus. Mulai dari yang kecil dan sederhana. Apa itu? Melancarkan bacaan sholat, menyempurnakan rukun sholat.

Lanjutkan dengan membiasakan diri sholat lima waktu berjamaah. Setelah itu perlahan-lahan memahami bacaan saat sholat. Jangan berhenti di hafal dan tahu bacaan tapi tidak paham artinya. Selalulah berproses menjadi lebih baik.

Semoga Allah permudah langkahku dan langkahmu merasakan sholat khusyu’
Wallahu a’lam.

Sumber:
Khusyu’ dalam Sholat, Syafri Muhammad Noor Lc

Mensucikan Jiwa, Intisari Ihya’ Ulumuddin al-Ghazali, Sa’id Hawwa

#jalanislam #sholatkhusyu #jalansholatkhusyu

1 komentar

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *