Arti Keluarga dalam Islam

Sahabatku, apa jawabmu bila pertanyaan siapa sebenarnya keluargamu itu ditujukan kepadamu? Mungkin kau akan menjawab keluargaku adalah istriku, anakku, ibuku, bapakku, kakak dan adikku, paman dan bibiku. Merekalah keluargaku. Yuk kita bahas arti keluarga dalam Islam.

Keluarga Berasal dari Pertalian Darah

Tapi benarkah bahwa mereka itu keluarga kita? Kenapa mereka menjadi keluarga kita. Karena Ibu dan Bapak kita menjadi penyebab keberadaan kita, mereka adalah orang tua dan keluarga kita. Karena kakak dan adik kita lahir dari rahim yang sama yakni ibu kita, maka mereka adalah keluarga kita.

Karena Istri kita adalah orang yang telah diikat oleh Allah sebagai pasangan kita, ia adalah keluarga kita. Anak-anak kita lahir disebabkan oleh kita dan istri kita, mereka adalah keluarga. kita. Dan begitu seterusnya.

Memang benar ikatan darah atau nasab dan perkawinan menyebabkan kita menjadi keluarga. Bapak, Ibu, Paman, Bibi, Kakek, Nenek, Cucu, Anak, semua adalah keluarga karena darah. Istri, mertua, adalah keluarga kita karena ikatan pernikahan kita.

Tapi benarkah mereka anggota keluarga kita yang sebenarnya?

Di antara anggota keluarga sangat mungkin muncul rasa kasih dan sayang. Dan perasaan ini juga dibenarkan oleh Allah. Keluarga memang menjadi salah satu ikatan kasih sayang yang diperintahkan oleh Allah.

Apakah ikatan keluarga ini akan tetap ada? Ternyata tidak. Ikatan keluarga berdasarkan darah dan pernikahan tidak langgeng.

Baca juga: Bukannya Istri tidak Menghargai Suami tapi…?

Allah Mengingatkan Siapa Sebenarnya Keluargamu?

Sahabatku, marilah sejenak melihat sejarah para Nabi dan Rasul terdahulu untuk tahu arti keluarga dalam Islam. Nabi Nuh berdoa kepada Allah agar anaknya yang durhaka kepada Allah diberi ampunan.

Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.” (QS. Huud:45)

Nabi Nuh berharap agar Allah mengabulkan keinginannya. Orang tua mana yang tidak ingin anaknya selamat? Siapa yang tidak ingin anaknya mendapatkan rahmat dan kasih sayang dari Rabb-nya? Tapi bagaimana jawaban yang diberikan Allah,

Allah berfirman: “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.” (QS. Huud:46)

Sedih jelas terpancar dari wajah Nabi Nuh ketika permohonannya ditolak oleh Allah. Tapi itu adalah konsekuensi yang harus dipegang oleh semua orang tua. Bila sang buah hati ternyata tidak menjadi orang yang memiliki tauhid kepada Allah sebagaimana orang tuanya. Nabi Nuh tidak merasa kecewa kepada Allah betapa anaknya yang dicintainya ternyata tidak bersama dia.

Dia sadar bahwa itu adalah ketentuan Allah SWT.

Nuh berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya akuberlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi.” (QS.
Huud:47)

Pun sebaliknya sahabatku, bila memang orang tua yang kita cintai ternyata memilih jalan yang berbeda dalam ketauhidannya kepada Allah. Jika mereka tidak mentauhidkan Allah, maka mereka bukanlah bagian dari keluarga kita.

Sebagaimana yang dicontohkan oleh Allah dengan kisah Ibrahim dan bapaknya. Ibrahim sangat ingin agar bapaknya mendapatkan hidayah dan ampunan dari Allah. Maka meski ia diusir dan diancam oleh bapaknya sendiri ia malah memintakan ampun kepada Allah untuk ayahnya.

Namun ketika ayahnya sudah meninggal dan berada dalam keadaan kafir, maka ia pun berlepas dari memintakan ampun kepada Allah. Ibrahim tidak lagi mempunyai hubungan dengan ayahnya.

Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri dari padanya.

Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun. (QS. At-Taubah:114)

Maka Siapakah Sebenarnya Keluargamu?

Bila ternyata yang memiliki hubungan darah bukanlah keluargamu menurut Allah. Siapakah yang lebih layak kita sematkan prediket keluarga.

Orang-orang beriman itu sesungguhnya
bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al Hujuraat:10)

Keluargamu adalah orang-orang yang beriman. Karena ikatan iman itu lebih kuat dari pada ikatan-ikatan lain yang mengikat kita. Ikatannya dibuat sendiri oleh Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan kecintaan, kasih dan sayangnya memiliki derajat yang hebat karena alasan kecintaaan, kasih dan sayangnya bukan lagi karena duniawi tapi sesuatu yang kekal.

Bila orang-orang yang beriman menjadi keluarga, ikatan cinta, kasih dan sayangnya adalah karena Allah SWT. Itulah arti keluarga dalam Islam. Mereka mencinta karena Allah, mereka berkasih sayang karena Allah, mereka membenci karena Allah, marah karena Allah, mereka bertemu dan berpisah karena Allah. Semuanya karena Allah..

Oleh sebab itu sahabatku, alangkah bahagia hati ini bila ternyata keluarganu yang telah terikat darah dan pernikahan juga diikat oleh Iman dan Islam. Maka kekuatannya akan semakin kuat dan membuat kita akan kembali berkumpul di surga Allah.

Marilah berusaha sekuat tenaga untuk menanamkan nilai tauhid kepada keluargamu. Dan Allah telah memberikan sebuah momen yang berharga. Kita semua dihadirkan di Ramadhan agar kita membekali diri kita, anak, dan istri kita mengenal Allah, merasakan nikmat ibadah,
merasakan kehadiran Allah dalam puasa dan sholat malam kita.

Marilah Sahabatku, jadikan keluarga kita terikat oleh ikatan yang kekal. Ikatan cinta kepada Allah SWT.

Wallahu A’lam Bish Showab

1 komentar

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *