Sekarang kemenangan pasca Ramadhan telah diraih. Kemenangan dalam memperjuangkan kemerdekaan juga telah kita miliki. Apakah dengan kemenangan-kemenangan ini kita kemudian berhenti berbuat baik?
Rahasia Bersedekah atau Berinfak
Tentu saja tidak. Begitu juga dengan sedekah. Sedekah itu tidak berhenti ketika kesejahteraan kita dapatkan. Semakin banyak orang yang sudah mandiri bukan pertanda bahwa kemudian kita mengurangi jatah sedekah. Atau pertanyaan mengapa Allah memerintahkan kita untuk berinfak harus dijawab.
Cara berpikir bahwa bila makmur tak perlu lagi bersedekah justru malah berbahaya. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam salah satu ayat-Nya.
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al Baqarah 195)
Ayat ini turun ketika para sahabat Anshar mulai meninggalkan jihad dan sedekah. Mereka berpikir bahwa setelah Nabi Muhammad dan dakwah Islam semakin besar dan semakin kuat, dana, waktu yang selama ini mereka sediakan bisa dikurangi.
Kesempatan untuk bersama keluarga semasa berjuang yang sebentar ingin mereka tebus setelah dakwah Islam semakin tumbuh dan berkembang. Mereka ingin kembali berkumpul bersama keluarga. Mereka ingin kembali mengumpulkan pundi-pundi uang yang selama ini dikesampingkan.
Baca Juga: Hikmah Beriman kepada Allah dan Pertambahan Jumlah Penduduk
Hati-Hati dengan Nikmat Allah
Allah mengingatkan, bahwa dengan meninggalkan jihad dan mencegah dari membelanjakan harta di jalan-Nya malah akan mendatangkan bencana. Keberhasilan memang seringkali menjadi ujian yang lebih sulit dibandingkan dengan ujian kegagalan.
Kemenangan sering menjadi cobaan yang lebih berat ketimbang cobaan berupa kekalahan. Keberhasilan, kemenangan seringkali membuat orang yang berjuang merasa sudah berbuat baik. Sehingga ia merasa masa-masanya untuk berbuat baik kini telah usai. Giliran orang lain untuk berbuat baik. Dan gilirannya untuk kembali duduk bersama keluarga dan menikmati kebahagiaan.
Tidak terbayangkan bila orang-orang yang awalnya berbuat baik kemudian merasa sudah cukup. Para pendukung kebaikan akan berkurang. Semua karena mereka sudah merasa cukup berkorban. Sehingga gerakan kebaikan itu malah semakin surut.
Dan bila gerakan kebaikan telah surut, gerakan kejahatan yang akan muncul. Ketika seseorang merasa berhak menikmati dunia, maka penyakit bakhil, menghitung-hitung harta, iri, dengki, saling memfitnah akan tumbuh dengan subur.
Dan bila ini yang terjadi, maka kita akan menjatuhkan diri dalam kebinasaan. Dan inilah mengapa Allah memerintahkan kita untuk berinfak. Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.
Wallahu a’lam