Bagaimana cara agar kita bisa ikhlas? Jawabannya diambil dari Amirul Mu’minin, (Abu Hafsh atau Umar bin Khottob rodiyallohu’anhu) dia berkata: ”Aku pernah mendengar Rosululloh shollallohu’alaihi wassalam bersabda: ’Sesungguhnya seluruh amal itu tergantung kepada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai niatnya. Oleh karena itu, barangsiapa yang berhijrah karena Alloh dan Rosul-Nya, maka hijrahnya kepada Alloh dan Rosul-Nya. Dan barangsiapa yang berhijrah karena (untuk mendapatkan) dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya itu kepada apa yang menjadi tujuannya (niatnya).’” (HR. Bukhari-Muslim)
Baca juga: Bagaimana Akhirmu?
Balasan Seimbang dengan Pengorbanan
Sahabatku, hijrah adalah sebuah amal yang besar. Ia melibatkan aktivitas fisik, emosional dan spiritual. Pengorbanan yang sangat besar dibutuhkan untuk melaksanakan hijrah ini. Ada yang harus meninggalkan rumah tempat tinggalnya, hartanya bahkan keluarga yang sangat ia cintai.
Dan tentu saja semakin beratnya sebuah amalan juga berbanding lurus dengan balasan yang ia dapatkan. Oleh sebab itu hijrah ini pastilah memiliki balasan kebaikan yang amat besar.
Namun kenyataannya berkata lain. Tidak selamanya orang yang berhijrah itu mendapatkan pahala yang besar. Karena semua itu kembali lagi kepada niatnya yang ada di dalam dada. Untuk apa dan siapa ia melakukan aktivitas hijrah itu. Bila ia tidak meluruskan niatnya untuk mendapatkan ridha Allah, bisa jadi ia tidak akan mendapatkan apapun dari Allah.
Oleh sebab itu sahabatku, niat ini menjadi sesuatu yang penting bagimu. Sudah betapa banyak aktivitas amal ibadah yang engkau lakukan.
Namun di antara semua amal ibadah yang engkau lakukan, berapa banyakkah yang memiliki keikhlasan di dalamnya? Berapa banyak amal ibadah yang benar-benar kau lakukan tidak untuk manusia namun Allah semata?
Yang Penting Bermanfaat?
Sebagian manusia mungkin menganggap bahwa menjaga keikhlasan niat ini tidak penting. Seringkali yang dilihat adalah manfaat dan fungsi kebaikan untuk kemashlahatan bagi manusia lain.
Sehingga muncul selama masih bermanfaat bagi orang lain pastilah akan mendapatkan balasan dari Allah.
Padahal sebenarnya ia menjadi sebuah prasyarat utama agar amal ibadah apapun yang kita lakukan bisa diterima oleh Allah swt. Tanpa itu, sia-sialah amal kita.
Iya sahabatku, tanpa niat yang ikhlas, semua amal ibadah yang kita lakukan dari dulu hingga kini tidak akan mendapatkan balasan apapun. Semua hanya akan menguap sebagaimana debu di atas batu besar yang kemudian tersiram air. Tidak ada bekas sama sekali. Tidak ada balasan sama sekali untuk amal yang tak ada keikhlasan semata untuk Allah.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir (Al Baqarah 264)
Bagaimana Cara agar Kita Bisa Ikhlas? Menata Niat
Pekerjaan menata niat ini adalah sebuah pekerjaan yang tidak pernah usai selama manusia bernyawa. Di saat semua aktivitas kehidupan memiliki waktu istirahat dan bersantai, pekerjaan menata keikhlasan niat di hati mengambil seluruah waktu hidup kita tanpa ada jeda. Bahkan ketika beristirahat tersebut juga harus diniatkan.
Hal ini karena seluruh aktivitas kebaikan yang engkau laksanakan akan senantiasa dinilai berdasarkan niat dan tujuan melakukannya.
Besar atau kecil aktivitasnya semua dihitung diawali dari niat yang ikhlas. Banyak atau sedikit, balasannya juga dihitung dari keikhklasan untuk Allah semata. Berkualitas atau tidak juga dimulai dari untuk siapakah engkau melakukan aktivitas tersebut.
Sebaliknya, ketika amal kebaikan dilaksanakan hanya karena menuruti kata orang lain, untuk menunjukkan citra kebaikan, dan hanya ingin dikenal saja, akan membawa efek yang amat merugikan.
Bila engkau melakukan amal kebaikan untuk menuruti kata orang lain, maka engkau tidak akan mendapatkan balasan dari Allah. Engkau hanya akan dikenal sebagai orang yang baik oleh orang lain. Dan hanya itulah yang kau dapatkan, tidak ada yang lain.
Begitu pula ketika engkau beramal untuk menunjukkan citra baik dan ingin dikenal. Hanya itu sajalah balasan yang akan kau dapatkan. Tidak akan ada balasan lain yang lebih besar, lebih mendalam dan lebih bermanfaat bagi dirimu . Engkau tidak mendapatkan balasan apapun dari Allah. Na’udzubillah min dzalik.
Sahabatku, sesungguhnya Allah sajalah yang mengetahui apa yang ada di dalam dadamu. Bisa jadi engkau mendapatkan kebaikan, penghormatan, dan sanjungan dari orang lain atas amal perbuatanmu. Namun engkau tahu bahwa itu semua hanya semu. Sanjungan, kebaikan dan penghormatan itu tidak lebih dari sekedar usia manusia.
Padahal ada balasan kebaikan yang lebih baik, lebih banyak ,dan lebih kekal. Balasan dari Allah. Dan itu hanya kita dapatkan bila kita benar-benar menanamkan niat ikhlas semata untuk Allah.
Hati-Hati Menjaga Hati
Sahabatku, keikhlasan ini memang tidaklah mudah. Sebagaimana balasannya yang luar biasa, tingkat kesulitannya juga luar biasa. Butuh latihan serius, kesungguhan dan kesabaran yang tak pernah habis untuk meraih kemampuan melaksanakan amal yang ikhlas.
Berhati-hatilah dengan bisikan-bisikan dalam dadamu. Engkau tahu apa yang ada dalam hatimu selama ini. Apakah ketika engkau melakukan aktivitas amal kebaikan untuk Tuhanmu atau untuk selain-Nya? Apakah engkau mengharapkan hanya balasan-Nya atau balasan dari manusia?
Mari bersegera meminta ampun kepada-Nya. Karena bisa jadi selama ini sebagian besar amal kebaikanmu bercampur dalam tujuan selain kepada-Nya. Engkau masih mengharapkan balasan dari selain Allah. Padahal Allah tidak menginginkan selain ibadah ikhlas kepada-Nya.
Hijrah memberikan pelajaran berharga kepadamu untuk senantiasa mengikhlaskan semua kehidupanmu untuk Allah. Tidak ada yang lain. Ia mengajakmu untuk senantiasa berhati-hati dengan apa yang muncul dalam dadamu.
Bagaimana cara agar kita bisa ikhlas? Ternyata jawabnya tidak semudah yang kita bayangkan. Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk senantiasa beramal kebaikan dengan penuh keikhlasan.
Wallahu A’lam