Ya sederhana memang cantik, elegan dan hebat. Bahkan dengan pola hidup sederhana orang bisa menjadi kaya. Dalam ilmu obat-obatan, semakin sederhana dan semakin sedikit bahan campuran dalam sebuah obat semakin indah.
Karena dengan banyaknya campuran bahan obat, dimungkinkan akan ada reaksi atau interaksi antara satu bahan obat dengan bahan obat lainnya.
Tidak hanya itu, bila satu bahan obat menimbulkan dua efek samping, bayangkan berapa efek samping yang bisa ditimbulkan oleh dua atau tiga bahan obat. Kemungkinannya pasti jauh lebih besar.
Baca juga: Tes Minat Bakat Mandiri, 5 Pertanyaan untuk Bantu Cari Tahu
Semakin Rumit Makin Sulit
Ternyata begitu juga dengan bisnis. Semakin sederhana sebuah proses bisnis, semakin besar kemungkinan untuk mendapat untung besar. Sebuah proses bisnis yang rumit dan birokratis membuat informasi tentang konsumen bisa jadi terhenti di satu lapisan birokrat.
Padahal informasi tentang konsumen ini penting bagi pimpinan perusahaan.
Begitu juga dengan penerapan kebijakan semakin banyak lapisan birokrasi, semakin lama dan semakin sulit sebuah kebijakan diterapkan.
Karena setiap lapisan akan menerjemahkan kebijakan tersebut sesuai dengan pemahaman masing-masing. Atau bila pimpinan ingin memastikan kebijakan tersebut dipahami oleh semua, dibutuhkan usaha yang lebih untuk mewujudkan hal itu terjadi.
Dan bisa dibayangkan bila semakin banyak lapisan ini, maka kendala komunikasi akan banyak memakan biaya tapi tidak banyak hasil yang bisa diharapkan.
Maka tantangan bagi semua institusi baik itu bisnis, sosial atau pemerintah, adalah meminimalkan birokrasi, lapisan penyekat. Institusi akan semakin bermanfaat bila mampu menyederhanakan proses yang ada di dalamnya.
Tapi sebaliknya, akan banyak timbul masalah di berbagai sisi bila kerumitan, birokrasi dan penyekat menjadi sesuatu yang lumrah dijumpai.
Kaya Berasal dari Pola Hidup Sederhana
Sebuah contoh sederhana disampaikan oleh seorang pengusaha, Heppy Trenggono. Beliau menyampaikan bahwa salah satu prinsip untuk menjadi kaya adalah dengan hidup yang sederhana.
Bila memang cukup berkendara menggunakan motor, kenapa harus memperumit diri dengan membeli mobil. Bila memang cukup menikmati makanan
tempe penyet di warung pinggir jalan, kenapa harus menyulitkan diri sendiri harus makan di restoran berbintang.
Tapi beliau juga mengingatkan bahwa sederhana itu bukan berarti mudah. Kalau hidup sederhana itu mudah, pastilah banyak dijumpai orang kaya di negeri ini. Bila sederhana itu belum tentu mudah, tapi yang rumit pasti susah.
Wallahu a’lam