Segeralah bertaubat karena bertaubat masih diterima sebelum ajal datang. Kisah ini adalah sebuah kisah populer. Ia berkisah tentang seorang pembunuh yang telah melakukan pembunuhan sebanyak 99 kali. Dan akhirnya menggenapkannya 100 dengan membunuh seorang ahli ibadah.
Ia Sudah Berniat Taubat
Ia sebenarnya ingin bertaubat. Ia ingin mendapatkan ampunan Allah atas dosa yang ia lakukan. Namun ia ragu apakah mungkin Allah menerima taubatnya.
Ia kemudian bertemu dengan seorang ulama. Ia mengadukan permasalahannya. Tak disangka-sangka sang ulama memberikannya sebuah jalan keluar. Taubatnya akan diterima namun ia harus berhijrah. Ia harus keluar dari negaranya saat ini.
Baca juga: Apa Tujuan dari Ibadah Qurban?
Hal ini karena di negaranya sekarang ia telah dikenal sebagai seorang yang ahli maksiat. Seorang pembunuh. Bila ia tetap tinggal di sana, lambat laun lingkungannya akan menyeretnya kembali dalam kemaksiatan.
Sang pembunuh telah bertekad untuk menjemput ampunan Allah. Ia pun bersegera untuk keluar dari negaranya saat ini. Ia ingin segera menyucikan dirinya. Namun di tengah perjalanan, takdir Allah memberikan pelajaran yang sangat berharga.
Sang pembunuh ternyata meninggal di perjalanan. Dan kematiannya menyisakan pertanyaan besar apakah ia akan mendapatkan adzab atau mendapatkan rahmat?
Dua malaikat saling memperebutkan sang mantan pembunuh. Malaikat adzab yakin bahwa manusia yang satu ini akan lebih layak mendapatkan adzab di neraka. Betapa banyak manusia yang telah ia bunuh sebelumnya, maka tidak ada jalan lain bagi dirinya selain mendekam di neraka.
Namun malaikat Rahmat berkeyaknan lain. Sang mantan pembunuh meskipun telah bermaksiat dengan sebuah maksiat yang besar dan tak terkira, ampunan Allah jauh lebih besar. Dan ketika ia telah berazam dan membuktikan azamnya untuk bertaubat dengah berhijrah, maka ia termasuk dalam golongan orang yang mendapatkan rahmat.
Akhirnya Allah memerintahkan agar jarak perjalanan hijrah sang mantan pembunuh dihitung. Bila jaraknya lebih dekat ke negara asalnya dibanding jarak ke negara tujuan taubatnya, maka ia akan dimasukkan dalam adzab yang pedih.
Namun bila jaraknya ternyata lebih mendekati negara tujuan taubat dibanding ke negara asalnya, maka ia layak mendapatkan ampunan dan rahmat dari Allah.
Ketika dihitung jarak di antara keduanya, yang lebih dekat adalah jaraknya menuju negara tujuan taubat. Akhirnya sang mantan pembunuh yang telah membunuh 100 orang mendapatkan ampunan dan rahmat dari Allah.
Kisah ini diambil dari hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Sahabatku, Allah sungguh Maha Menerima Taubat oleh karenanya segeralah bertaubat.
Dari Abu Musa Abdullah bin Qais al-Asy’ari r.a., dari Nabi s.a.w., sabdanya: “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu membeberkan tanganNya -yakni kerahmatanNya- di waktu malam untuk menerima taubatnya orang yang berbuat kesalahan di waktu siang dan juga membeberkan tanganNya di waktu siang untuk menerima taubatnya orang yang berbuat kesalahan di waktu malam. Demikian ini terus menerus sampai terbitnya matahari dari arah barat -yakni di saat hampir tibanya hari kiamat, karena setelah ini terjadi, tidak diterima lagi taubatnya seorang.” (Riwayat Muslim)
Waktu Semakin Berlalu
Sahabatku, waktu akan segera berakhir di tahun ini. Akan muncul sebuah waktu baru, tahun baru dan hari baru. Usia dan umur kita akan semakin sedikit, sempit dan terbatas. Mari bersegera memeriksa diri.
Baca juga: Akan ke Mana Setelah Kita Hidup?
Kesalahan dan kekurangan kita di tahun ini adalah sesuatu yang telah terjadi. Penyesalan memang baru kemudian terasa di hati. Bahkan tidak jarang kita kemudian bersedih dan menyatakan “seandainya saja tidak begini”. Jangan begitu sahabatku, jangan sekali-kali kau mengucapkan itu.
Waktu yang sempit, ini bukanlah sesuatu yang harus disesali. Tuhan-Mu adalah Dzat Yang Maha Mengampuni. Maka janganlah kau bersedih dan berputus asa atas semua yang telah kau lakukan di tahun ini.
Karena sesungguhnya, Ia masih mencintaimu sahabatku. Ia masih menunggu kehadiranmu untuk bersimpuh, memohon ampunan dan bermunajat atas semua dosa dan kesalahanmu. Apa yang mencegahmu? Segeralah bertaubat!
Dari Abu Abdur Rahman yaitu Abdullah bin Umar bin al-Khaththab radhiallahu ‘anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya: “Sesungguhnya Allah ‘Azzawajalla itu menerima taubatnya seorang hamba selama ruhnya belum sampai di kerongkongannya -yakni ketika akan meninggal dunia.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.
Allah Lebih Bergembira Dari HambaNya
Engkau masih punya waktu sahabatku, Ia masih menantimu untuk mengakui kesalahan dan dosa yang pernah kau lakukan. Janganlah engkau berputus asa dari ampunan-Nya karena, sesungguhnya Ia amat bergembira atas taubat hamba Nya.
“Sesungguhnya Allah itu lebih gembira dengan taubat hambaNya ketika ia bertaubat kepadaNya daripada gembiranya seorang dari engkau semua yang berada di atas kendaraannya -yang dimaksud ialah untanya- dan berada di suatu tanah yang luas, kemudian kehilangan kendaraannya itu dari dirinya, sedangkan di situ ada makanan dan minumannya. Orang tadi lalu berputus-asa. Kemudian ia mendatangi sebuah pohon terus tidur berbaring di bawah naungannya, sedang hatinya sudah berputus-asa sama sekali dari kendaraannya tersebut. Tiba-tiba di kala ia berkeadaan sebagaimana di atas itu, kendaraannya itu tampak berdiri di sisinya, lalu ia mengambil ikatnya. Oleh sebab sangat gembiranya maka ia berkata: “Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah TuhanMu”. Ia menjadi salah ucapannya karena amat gembiranya.” (HR. Muslim)
Tidak ada kata terlambat sahabatku untuk memperbaiki diri. Tidak ada kata terlanjur dan tak dapat kembali untuk memulai aktivitas kebaikan. Tidak ada kata mustahil untuk mendapatkan rahmat dan ampunan dari-Nya. Oleh karena itu bersegeralah engkau untuk bertaubat kepada-Nya. Segeralah bertaubat.
Wallahu A’lam