Mitos gerhana bulan menyebutkan bahwa akan ada yang mengalami kesialan saat gerhana bulan terjadi. Mitos ini tidak hanya di Indonesia tapi juga di berbagai belahan dunia lain.
Nama lengkapnya adalah Edmond Halley, seorang ahli astronomi asal Inggris. Salah satu penemuan yang membuatnya terkenal adalah Komet Halley. Selain itu, ia pada 13 Mei 1715 mampu menjelaskan bagaimana proses terjadinya gerhana bulan.
Penjelasannya dianggap menghapus mitos gerhana bulan yang selama ini dianggap sebagai pertanda kesialan. Tapi benarkah ia yang menghapus takhayul atau mitos itu? Atau sudah ada manusia sebelumnya yang mengatakan bahwa gerhana itu bukan tanda kesialan?
Rasulullah SAW Sudah Bilang Gerhana Itu Bukan Tanda Kesialan
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Ibnu Umar mengatakan bahwa ia memberi kabar dari Rasulullah. Rasulullah menyampaikan bahwa matahari dan bulan mengalami gerhana bukan karena meninggal dan hidupnya seseorang.
Tetapi keduanya adalah tanda-tanda kebesaran Allah. Apabila kamu melihatnya, maka shalatlah gerhana.
Ternyata tidak Sahabatku. Bukan Halley yang pertama kali menyatakan bahwa gerhana matahari atau bulan itu bukan tanda kesialan, tapi Rasulullah SAW.
Baca juga: Apa yang Dimaksud Hukum Pareto?
Halley yang kemudian mampu menjelaskan secara ilmiah, sesuai dengan logika manusia yang telah berkembang. Maka apa yang dilakukan Halley sebenarnya menunjukkan bahwa apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW beberapa abad yang lalu itu benar adanya.
Yang belum bisa memahami adalah akal manusia. Belum ada ilmu pengetahuan yang bisa menjelaskan fenomena itu.
Bukan Berita yang Tidak Masuk Akal
Ini adalah salah satu bukti dari sekian banyak bukti lain tentang kebenaran apa yang disampaikan Rasulullah. Tapi kebenaran seperti ini kadang ditolak manusia karena tidak logis.
Maka sebagai muslim, kita sudah semestinya menjadi yang pertama kali menerima dan membenarkan berita dari Rasulullah SAW.
Kita menerimanya bukan karena berita itu masuk dalam logika berpikir. Tapi sebagai bukti keimana kita kepada Allah dan Rasul-Nya.
Kini tinggal menunggu waktu saat ilmu pengetahuan semakin berkembang, satu demi satu bukti kebenaran Islam akan terungkap.
Dan ketika itu terjadi, mampukah mereka yang mendewa-dewakan ilmu pengetahuan mengakui keterbatasannya dibanding wahyu Ilahi.
Atau sebagaimana yang terjadi dengan kaum kafir Quraish yang sebenarnya tahu kebenaran berita itu tapi tetap enggan mengakuinya. Keengganan mereka bukan karena tidak tahu, tapi karena nafsu mereka yang menolaknya.
Itu tadi kisah singkat tentang berita dari Rasulullah yang menghapuskan mitos gerhana bulan. Itu bukan tanda kesialan tapi tanda kebesaran Allah.
Wallahu a’lam.