Zakat mengentaskan kemiskinan. Itu idealnya. Sementara banyak ahli ekonomi justru meyakini bank bisa mengentaskan kemiskinan. Yang mana yang benar? Ini pendapatku.
Untuk bunga bank, banyak ahli ekonomi menyatakan bahwa bunga bank yang rendah akan menggairahkan ekonomi Karena dengan bunga ringan orang yang membutuhkan modal untuk usaha akan lebih bersemangat meminjam.
Sebaliknya, tingkat bunga yang tinggi membuat pengusaha tidak berkembang. Dalam bahasa lain, suku bunga yang rendah akan meningkatkan produktivitas ekonomi sebuah negara. Sementara suku bunga yang tinggi akan memberikan yang berkebalikan.
Baca juga: Apa yang Membuat Karyawan Betah Bekerja?
Tapi benarkah sedemikian pentingnya suku bunga bank? Lalu apa hubungannya dengan zakat dan sedekah?
Sahabatku yang dirahmati Allah, bunga bank itu tidak seindah kita bayangkan. Yang menjadikan sebuah negara sejahtera bukan hanya dari tingkat pertumbuhan ekonomi saja. Ada kesenjangan pendapatan yang harus diperhatikan.
Bank Mencari Keuntungan atau Mengentaskan Kemiskinan?
Bagi sebuah bank, kesenjangan pendapatan ini tidak penting. Karena yang mereka cari adalah keuntungan. Mereka mendapat keuntungan dari bunga setelah dikurangi biaya operasional.
Untuk memperbesar keuntungan mereka harus menaikkan suku bunganya atau mengurangi biaya operasionalnya.
Menaikkan suku bunga akan menyulitkan. Ada persaingan dengan bank lain. Akan banyak peminjam yang beralih ke bank lain bila suku bunga dinaikkan. Maka bunga harus mengikuti persaingan dengan bank yang lain.
Jalan berikutnya untuk untung adalah dengan mengurangi biaya operasional.
Nah, di sisi inilah akhirnya banyak bank tidak bisa menjadi sarana mengentaskan kemiskinan.
Untuk meminjam saja, mereka (para pengusaha kecil) harus memiliki jaminan. Padahal para pengusaha kecil ini sebagian besar tak punya apapun untuk dijaminkan.
Alasan berikutnya, bila diminta untuk memilih meminjamkan dana ke 1000 pengusaha kecil atau 1 pengusaha besar? Dengan alasan untuk mengurangi biaya operasional bank pasti memilih 1 pengusaha besar.
Biaya melayani pinjaman kepada satu pengusaha besar sama dengan satu pengusaha kecil. Maka bila bank memilih 1000 pengusaha kecil, biaya yang harus dikeluarkan sebesar 1000 kalinya.
Ini adalah biaya yang besar. Oleh sebab itu banyaknya bank tidak berbanding lurus dengan jumlah pengentasan kemiskinan.
Nah, sekarang bandingkan proses ini dengan pengentasan kemiskinan melalui zakat dan sedekah.
Bagaimana Dana Zakat Mengentaskan Kemiskinan?
Proporsi dana zakat utamanya ditujukan untuk fakir dan miskin, meski ada asnaf atau golongan lain yang juga berhak menerima.
Ketika seorang muslim menunaikan zakat lewat lembaga amil, dana itu akan diberdayakan untuk program bagi fakir dan miskin. Ini jelas bisa diakses oleh fakir dan miskin tanpa syarat yang berbelit dan memberatkan sebagaimana bank.
Bila ada lembaga amil zakat yang tidak menggunakan dana zakat bagi fakir miskin, maka ada yang salah dalam lembaga tersebut.
Ketika seorang yang fakir atau miskin mendapat bagian dana zakat, ia bisa membelanjakan untuk konsumtif atau produktif.
Bila ia membelanjakan untuk bahan makanan, ia dan keluarganya tidak kelaparan. Selain itu, toko tempat ia berbelanja juga mendapatkan keuntungan untuk bisa diputar kembali.
Atau bila dana zakat itu ia gunakan untuk usaha produktif, maka ada kemungkinan baginya untuk menjadi lebih baik. Ia bisa mendapat keuntungan untuk kebutuhan hidupnya dan diputar kembali.
Lalu bagaimana dengan biaya operasional lembaga amil zakat? Amil memiliki bagian tersendiri dalam zakat. Menurut jumhur ulama, jumlah maksimalnya adalah 1/8 dari dana zakat yang dikelola.
Selebihnya harus dimanfaatkan bagi golongan penerima zakat. Bila ada amil yang tidak memperhatikan hal ini, maka pasti ada sesuatu yang salah.
Bank untuk Orang Kaya, Dana Zakat Mengentaskan Kemiskinan
Kesimpulannya, dana bank hanya akan bisa dinikmati oleh mereka yang kaya. Menjadikan mereka semakin kaya. Sementara yang miskin akan kesulitan mendapatkannya. Dan akhirnya makin miskin.
Meski secara global, ekonomi mengalami peningkatan, peningkatan itu hanya untuk yang kaya. Yang miskin tetap miskin bahkan cenderung makin miskin.
Sebaliknya, melalui zakat dan sedekah ekonomi negara meningkat. Karena yang fakir dan miskin memiliki daya beli. Saat mereka membeli, ada pengusaha yang pastinya mendapatkan keuntungan dari sana.
Bila fakir miskin yang menggunakan dana itu untuk usaha produktif, maka kesejahteraan fakir miskin meningkat. Kesenjangan pendapatan semakin rendah.
Wallalu a’lam