Apa yang Membuat Karyawan Betah Bekerja?

Tidak hanya di Indonesia, di Amerika kasus gonta-ganti pekerjaan menjadi semakin lumrah terjadi. Banyak orang merasa tidak nyaman dengan kondisi pekerjaan yang dilakukannya.

Tapi ada juga orang-orang yang ternyata masih betah dengan pekerjaannya. Mereka tidak tergoda untuk berpindah-pindah perusahaan.

Lalu sebenarnya apa yang membuat karyawan betah bekerja dan bahkan rela berkorban untuk perusahaannya?

Dalam bukunya, Drive: The Surprising Truth About What Motivates Us, Daniel H. Pink mengungkapkan bahwa ada tiga hal yang menyebabkan orang termotivasi dalam bekerja, yakni Autonomy, Mastery, dan Connectedness.

Baca Juga: 12 Mitos Bisnis Yang Tak Laku

Autonomy / Otonomi

Autonomy, prinsip otonomi adalah bagaimana cara agar para karyawan bisa bekerja sesuai dengan arahan mereka sendiri. Hal ini tentu saja cocok bagi knowledge worker, pekerja yang lebih banyak membutuhkan pengetahuan dalam menyelesaikan tugasnya.

Sementara bagi pekerja yang menggunakan fisik, karena yang mereka lakukan cenderung sama setiap harinya, prinsip autonomy tidak terlalu banyak bermanfaat.

Mastery / Keahlian Yang Dimiliki

Yang kedua adalah Mastery. prinsip ini mengajarkan bahwa untuk bisa memotivasi karyawan pekerjaan yang diberikan haruslah memiliki tantangan tersendiri. Selain itu mereka juga harus diberikan kesempatan untuk bisa menguasai sebuah keahlian yang sesuai dengan tugas yang dibebankan.

Semakin tinggi keahlian yang mereka miliki, mereka akan semakin loyal kepada perusahaan. Selain itu, dengan keahlian yang mereka dapatkan, mereka juga akan semakin bersemangat untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan mereka.

Dan tidak lupa, dengan semakin kuatnya keahlian yang dimiliki, para karyawan akan selalu termotivasi untuk berinovasi, menciptakan peluang-peluang baru.

Connectedness

Ketiga adalah Connectedness. Prinsip ini menunjukkan bahwa ketika seorang karyawan mengetahui bahwa yang ia lakukan berhubungan erat dengan sesuatu yang lebih besar maka mereka akan termotivasi dengan sendirinya.

Apalagi bila bisnis yang mereka jalankan juga memiliki misi sosial. Mereka akan semakin bersemangat karena mereka tahu apa yang mereka lakukan bukan saja untuk uang semata, tapi lebih dari itu.

Maka apa yang membuat karyawan betah bekerja bahkan berkorban bukan saja soal gaji dan bonus yang diberikan oleh perusahaan. Meskipun itu juga penting. Tapi prinsip Autonomy, Mastery dan Connectedness ini memberikan ikatan yang lebih kuat daripada sekedar besarnya gaji dan bonus.

Wallahu a’lam

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *