Sahabatku yang disayangi Allah, ini adalah nasihat buat penuntut ilmu, jadilah tanah yang bermanfaat. Resapi ilmu dan berikan manfaatnya kepada sebanyak mungkin orang di dunia ini.
Jangan jadi tanah yang hanya dilewati ilmu. Yang tidak bisa menumbuhkan juga tidak bisa menjadi jalan untuk menyebarkan ilmu itu kepada orang lain.
Dua Tanah Yang Baik
Rasulullah saw menyampaikan bahwa ilmu Allah itu bagai hujan yang turun. Maka ketika turun, pilihannya terserah tanah mana yang menangkap air hujan tersebut. Ada dua tanah baik yang digambarkan Rasulullah saw.
Yang pertama adalah tanah yang menangkap air hujan sehingga bisa menjadi lahan tumbuhnya tanaman. Dengan munculnya tanaman, meskipun hanya rerumputan, tetap saja ada manfaat yang bisa diberikan. Rerumputan hijau akan menghasilkan oksigen dan menjadi makanan bagi hewan seperti kambing, sapi dan kuda.
Dan lebih lanjut, kebaikan demi kebaikan akan tetap tersebar. Dan semua ini dimulai dengan tanah yang menangkap air hujan.
Tanah kedua adalah adalah tanah yang keras yang menjadi jalan bagi air untuk sampai ke tempat yang lain. Tanah yang keras ini menjadikan air bisa dimanfaatkan oleh makhluk yang lain.
Air bisa diminum, disiramkan ke tanaman dan berbagai manfaat lain. Bahkan tanah yang keras juga memungkinkan tanah di daerah lain yang tidak terkena hujan mendapat air. Dan di daerah tersebut air bisa bertemu tanah yang mampu menumbuhkan atau bertemu tanah keras lain untuk dibawa lagi ke daerah yang lebih jauh.
Tanah Yang Buruk
Itu adalah dua sifat tanah yang baik saat menerima hujan. Ada juga tanah yang buruk. Tanah jenis ini mendapatkan hujan. Tapi ia tidak bisa mengalirkan air hujan dan tidak bisa pula menjadi tanah yang menumbuhkan.
Satu-satunya sifat yang sama dengan dua tanah sebelumnya adalah pernah bersentuhan dengan hujan. Tapi hujan yang membasahinya tidak mampu menjadikannya pemberi manfaat.
Sahabatku, itu tadi nasihat buat penuntut ilmu. Semoga Allah memberi hidayah kepada kita agar menjadi sebagaimana tanah yang mampu menumbuhkan atau mampu mengalirkan air. Bukan menjadi tanah yang bersentuhan dengan hujan tapi tak bermanfaat.
Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allâh mengutusku dengannya laksana hujan deras yang membasahi tanah. Ada tanah subur yang dapat menyerap air sehingga menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak. Ada tanah kering yang dapat menampung air, lalu Allâh memberikan manfaat kepada manusia dengannya sehingga mereka bisa meminumnya, mengairi tanaman, dan bercocok tanam. Hujan itu juga menimpa jenis (tanah yang) lain yaitu yang tandus, tidak dapat menampung air dan tidak pula menumbuhkan tanaman. Itulah perumpamaan orang yang mendalami agama Allâh, lalu ia mengambil manfaat dari apa yang Allâh mengutus aku dengannya, sehingga ia berilmu lalu mengajarkannya. Dan perumpamaan orang yang tidak peduli dengannya dan tidak menerima hidayah Allâh yang aku diutus dengannya. (HR.al-Bukhâri (no. 79), Muslim (no. 2282), Ahmad (IV/399), an-Nasa-i dalam as-Sunanul Kubra (no. 5812), Ibnu Abi ‘Ashim dalam as-Sunnah (no. 903), Abu Ya’la dalam Musnad-nya (no. 7274), dan yang lainnya.)
Wallahu a’lam.