Paradigma itu apa sih artinya? Tulisan kali ini ingin menjelaskan apa arti paradigma. Simak penjelasannya berikut ini.
Dulu, di antara mainan tradisional, ada kacamata mainan sederhana. Lensanya terbuat dari plastik berwarna-warni, merah, hijau atau kuning.
Bingkai lensanya terbuat dari bambu dan untuk bisa terpasang, ada sepasang karet gelang yang dilingkarkan ke telinga. Ketika memakai kacamata ini, warna semua yang dilihat akan berubah.
Baca juga: Apakah Yang Harus Kita Lakukan ketika Mendapat Ujian dari Allah?
Warna Terlihat Sebagaimana Warna Lensa
Bila lensanya hijau maka yang dilihat berwarna hijau. Bila yang dipakai lensa kuning, maka warna yang dilihat kuning. Dan bila yang digunakan lensa merah, maka semuanya akan berwarna merah.
Meski semua warna yang dilihat sebenarnya tetap sebagaimana adanya, tidak demikian menurut mata pengguna kacamata. Untuk tahu warna sebenarnya, ia terlebih dahulu melepaskan kacamata. Barulah setelah itu ia bisa melihat daun berwarna hijau, pagi hari penuh dengan warna kuning dan darah berwarna merah.
Hal ini tidak jauh berbeda dengan bagaimana kita memandang kejadian di sekitar kita. Kejadiannya adalah sesuatu yang lumrah terjadi di dunia. Tapi kita manusia sangat berbeda melihatnya.
Paradigma Dipengaruhi Banyak Hal
Suatu kejadian atau berita bisa dianggap baik, buruk atau biasa. Semuanya tergantung kacamata yang dimiliki oleh tiap manusia. Dan kacamata saat memandang dunia serta segala kejadian di dalamnya dipengaruhi oleh banyak hal.
Pengalaman baik dan buruk di masa lalu, cara mendidik orang tua, pergaulan di lingkungan, dan ilmu pengetahuan semua membaur dalam diri manusia. Bertemunya semua itu menjadi sebuah kacamata khusus bagi manusia dalam memandang dunia.
Meski banyak yang tidak menyadari, tapi kita pasti merasakannya. Inilah yang disebut paradigma. Maka, merah, kuning atau hijau lensa yang kita gunakan sekarang?
Tidak Memakai Paradigma, Apa Bisa?
Lalu bagaimana agar paradigma kita tidak salah. Apakah tidak boleh pakai kacamata? Hal ini tentu saja sulit. Karena paradigma ini terbentuk dengan alami.
Tapi minimal kita sudah paham bahwa kita melihat dunia pasti sesuai dengan kacamata. Biasanya kita akan merasakan nuansa emosi kalau memakai paradigma.
Contohnya ketika ada hujan lebat sampai banjir ada yang merasa sedih. Karena ia merasa mendapat murka Allah. Tapi kalau ia membersihkan pandangan, dan mengembalikan ke fakta saja ia tidak akan merasakan emosi. Ada hujan lebat terjadi. Di beberapa tempat yang tidak siaga terjadi banjir. Itu saja faktanya.
Itu tadi tulisan untuk menjelaskan paradigma itu apa sih artinya. Semoga kita bisa membersihkan pandangan kita yang memberikan emosi negatif.
Wallahu a’lam.