Bahaya Maksiat Berbuah Keburukan

Bahaya maksiat berbuah keburukan. Ketika sesorang bermaksiat jangan ia melakukan di muka umum. Lakukanlah dengan sembunyi-sembunyi. Jangan ada yang menjadi berbuah keburukan selajutnya.

Saudaraku yang dirahmati Allah, sungguh beruntung mereka yang menjadi teladan baik dalam kehidupan. Setelah meninggalkan dunia, pahala terus mengalir akibat ada yang mencontoh teladan kebaikan.

Contoh Keburukan Menambah Dosa

Tapi teladan tidak hanya dalam kebaikan. Keburukan juga ada teladannya. Nah, dalam Islam, efek berantai juga tidak hanya dalam hal kebaikan. Efek berantai juga muncul dalam keburukan.

Rasulullah menyampaikan bahwa Qabil putra Adam as juga mendapat bagian dosa pembunuhan dzalim yang terjadi di dunia ini. Ini dikarenakan Qabil-lah contoh pertama dalam pembunuhan dzalim di dunia. Maka setiap pembunuhan yang terjadi dengan kedzaliman, ia mendapat bagian dosanya. Meski ia telah tiada.

Dan begitu juga nasib para teladan maksiat lainnya. Mereka yang mencontohkan akhlak yang buruk kepada orang tua akan mendapat bagian dosa dari manusia lain yang mencontoh perbuatannya.

Mereka yang mencontohkan keengganan sholat akan mendapatkan bagian dosa bila keengganan sholatnya dicontoh oleh orang lain.

Baca juga: Jangan Campur Adukkan Kebenaran dan Kebathilan

Maka jangan kau meremehkan maksiat meski kau memandangnya sesuatu yang kecil. Bila maksiat kecil itu dicontoh oleh orang lain, maka akan banyak dosa-dosa kecil yang mengalir dan menjadi bagian dari dirimu meski kau tak lagi ada di dunia.

Sungguh merugi orang yang tidak mewaspadai perbuatannya. Mereka mengira akan mendapat banyak pahala dan jauh dari dosa. Tapi karena maksiat kecil yang dilakukannya ditiru orang lain, dosa-dosa kecil banyak menumpuk kepadanya.

Orang alim jadi sasaran orang berbuat baik karena ia bisa membuah kebaikan. Maka orang yang menjadi buah keburukan adalah orang dekat kita. Karena kedekatan dan ikatan emosional ia rela mengikuti apapun terutama pelakunya adalah anak-anak.

Menularkan Keburukan

Anak-anak menjadi potensi keburukan yang membuahkan keburukan. Mereka melakukan sesuatu karena orang tua yang dicintai. Orang tua melahirkan perokok karena ia memberi contoh merokok. Orang tua melahirkan pemabuk karena mencontohkan kebiasaan mabuk.

Kau mungkin kau tidak ingin memberi contoh. Atau kau tidak sengaja memberi contoh, tapi perbuatanmu sudah jadi teladan orang lain dan dianggap kau yang memberi contoh. Keburukan yang kau lakukan membuahkan keburukan. Inilah bahaya maksiat dilihat dan dicontoh orang.

Hadist dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SaW bersabda, “Barang siapa yang mengajak ke arah kebaikan, maka ia memperoleh pahala sebagaimana pahala-pahala orang yang mengikutinya, tanpa dikurangi sedikitpun dan dari pahala-pahala mereka yang mencontohnya itu. Sedang barang siapa yang mengajak ke arah keburukan, maka ia memperoleh dosa sebagaimana dosa-dosa orang yang mengikutinya, tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa-dosa orang yang mencontohnya itu.” (HR. muslim)

Semoga Allah menjauhkan kita dari dosa kecil yang menumpuk yang tak pernah kita sadari.

Wallahu a’lam.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *